Memang kita tidak selalu bisa berdiri diatas kaki kita sendiri, kita butuh tuntunan dari kakak angkatan alumni kita, dari saudara – saudara sesama analis yang lainnya dan kitapun berhak membimbing adik – adik kita sesama analis lainnya. Wahai sobat analis, cucuran air mata kita, ketika kita melepas diri dari baju mahasiswa menyadarkan kita betapa pentingnya arti silaturahim.
Usaha apapun yang kita lakukan agar kita tetap selalu berkomunikasi, jangan pernah hilang wahai sobat-ku. Kita bukanlah sisi mata uang yang berbeda, kita dibina dalam satu almamater yang membuat kita sadar apa arti sebuah perubahan untuk diri, sobat yang lainnya. Kesahajaan dari dosen – dosen, sifat Demokratis yang ditunjukkan oleh Direktur, serta kesetiakawanan dari kakak alumni agar kita tidak pernah hilang.
Bukan lagi Persatuan dan kesatuan yang kita bicarakan, tapi kebulatan tekad, kemauan hati untuk memajukan diri, almamater, Negara dan mengharumkan nama analis.
Mari kita tumbuh bersama, kesetaraan dan kesejajaran. Tidak ada ketimpangan, tumpang tindih antara kepentingan pribadi. Sekarang, apa yang bisa kita lakukan?. Apakah kita hanya bisa berdiam diri saja, tidak ada hal yang bisa kita lakukan. Mari kita maju untuk sebuah visi dan misi!. Apa visi dan misi kita?
Kita sekarang telah mengarungi lautan yang luas, tidak tahu mana daratan yang paling cocok buat kita, kita tidak tahu mana kompas kehidupan kita.
Sobat, apa yang akan kita pertaruhkan lagi. Canda, tawamu sayup terdengar di telingaku. Tidak selantang dahulu, tidak serenyah dahulu. Semuanya semu dan kelabu. Sobat, kita harus memperjuagkan kebersamaan kita, kita harus bisa!!. Tidak ada yang tak mungkin jika kita mau memperjuangkannya.
Jangan lagi membicarakan kucing dalam karung, jangan lagi membicarakan “pepesan kosong”, kita harus berbicara apa adanya, keterbukaan untuk menyatukan visi dan misi kita.
“JANGAN TAKUT UNTUK MEMBUAT SUATU PERUBAHAN!!”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar